Pelayanan keperawatan merupakan
bagian integral pelayanan kesehatan yang professional. Pelayanan keperawatan
berperan penting dalam upaya menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan secara umum. Sebagai bentuk konsekwensi pelayanan professional,
pemberian pelayanan keperawatan yang dilakukan melalui proses asuhan
keperawatan harus memiliki akuntabilitas sebagai wujud pertanggungjawaban
terhadap profesi.
Pendokumentasian asuhan keperawatan
merupakan suatu upaya untuk menegakkan akuntabilitas profesi perawat, yang
secara umum bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Namun
hingga saat ini pendokumentasian asuhan keperawatan memiliki masalah yang cukup
komplek, sehingga dibutuhkan berbagai strategi dan upaya pemecahan masalah
pendokumentasian yang relevan dengan situasi pelayanan keperawatan di
Indonesia.
Salah satu fasilitas yang memberikan
pelayanan keperawatan adalah puskesmas. Pelayanan keperawatan puskesmas
memiliki sasaran individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik dalam bentuk
kegiatan yang salah satunya dilakukan di dalam dan di luar gedung berupa
kunjungan rumah.
Sampai saat ini pendokumentasian dan
pelaporan asuhan keperawatan di puskesmas belum berjalan dengan optimal, padahal
kegiatan pelayanan keperawatan mungkin saja telah dilakukan secara adekuat di
puskesmas, namun kegiatan keperawatan yang telah dilakukan tidak dapat
memberikan konntribusi informasi yang optimal terhadap sistem kesehatan yang ada,
termasuk pembuat kebijakan.
Pemerintah telah melakukan beberapa
strategi untuk meningkatan efisiensi sistem informasi kesehatan di tingkat
puskesmas yang salah satunya berupa pembentukan Sistem Informasi Puskesmas atau
dikenal dengan SIMPUS. SIMPUS adalah salah satu bentuk inovasi sistem
pencatatan dan pelaporan berbasis komputer. Namun, secara mendasar SIMPUS yang
dikembangkan belum merangkum pendokumentasian asuhan keperawatan terutama
kegiatan asuhan keperawatan di luar gedung atau dikenal dengan kunjungan rumah.
Pendokumentasian yang berkembang saat
ini ternyata belum dapat mengintegrasikan data dan informasi dari kegiatan
pelayanan kunjungan rumah secara real time. Kegiatan kunjungan rumah yang telah
dilakukan saat ini belum memberikan gambaran secara nyata tetang aktifitias/pelayanan
keperawatan apa saja yang telah dilakukan perawat dan bagaimana dampaknya
terhadap status kesehatan klien. Kondisi ini juga dapat berimplikasi pada
lemahnya upaya monitoring dan evaluasi kegiatan dan pada tahap lanjut tidak
dapat memberikan informasi yang dapat mendukung keputusan terhadap kegiatan
kunjungan rumah.
Kondisi tersebut di atas, tentunya
berhubungan dengan berbagai faktor mulai dari kebijakan yang yang belum
menekankan pada utilisasi sistem informasi keperawatan berbasis komputer, sumber
daya keperawatan yang belum kompeten di bidang teknologi informasi (IT) serta
dibutuhkannya investasi pembiayaan yang relatif besar.
Dari beberapa survey di negara maju
menyatakan bahwa kehadiran pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis
komputer secara umum dapat memberikan peningkatan efisiensi pembiayaan
operasional pelaporan, peningkatan kecepatan pelaporan, dan ketepatan dalam
pembuatan keputusan. Namun di pihak lain pendokumentasian asuhan keperawatan
berbasis komputer dapat memberikan beban yang baru bagi perawat akibat
ketidakkompetenan perawat dalam mengakses dan menggunakan sistem teknologi
informasi yang ada.
Di Indonesia perkembangan sistem
informasi keperawatan masih sangat terbatas. Keterlibatan perawat dalam
mengembangkan sistem informasi mungkin dapat membantu mengidentifikasi berbagai
aktifitas asuhan keperawatan melalui kunjungan rumah yang dapat dikembangkan
melalui pendokumentasian berbasis komputerisasi.
Upaya ini telah dilakukan di beberapa
negara dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di luar
gedung. Melalui pelaporan yang cepat dan tepat diharapkan dapat memberikan
informasi evidence based tentang proses pelayanan kunjungan rumah yang telah
dilakukan perawat.
Kondisi-kondisi di atas memberikan
suatu pemikiran tentang suatu inovasi pendokumentasian aktifias kunjungan rumah
berbasis teknologi. Tentunya pengembangan sistem pendokumentasian yang
dilakukan harus dapat disesuaikan dengan karakteristik pengguna agar utilitas
pengembangan sistem dapat memebrikan daya guna pada pengingkatan kualitas
pelayanan keperawatan dan kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar